Bintang bersembunyi dibalik tebalnya awan yang lalu lalang
melintasi langit Tuhan
Mencoba bertanya
Ada apa dengan komet komet dan
planet di luar sana
Bulan sepi menjawab
Acuh karna seru dengan
'evolusi' yang tengah dilakukannya
Hanya berharap oksigen dan
karbondioksida membawa pesan rindu ini padamu nan jauh disana
Percayalah...
Aku tak bisa menahannya terlalu lama
Untukmu wahai wanita dalam doa.
BLOG BODOH SEEKOR SANTRI
Bacalah sebelum di bacakan & Tertawalah sebelum di tertawakan
Kamis, 21 April 2016
Jenuh, Enyahlah
Terlalu jenuh dengan semua penantian ini
Dengan segala macam skema yg
telah terjadi
Dengan semua fenomena pahit yg dialami
Dengan beribu
macam tragedi yg telah berlalu. Aku jenuh.
Sang Surya, berikan aku
ambisi untuk bangkit dan melawan dunia
Berikan aku nafsu untuk merampas
cita cita layaknya pembunuh bayaran
Karena hidup ku tidak berhenti di
titik ku kehilangan seseorang
Hidupku berhenti ketika aku kehilangan
sesuatu
-
-
-
-
Iman dan Harapan.
Mereka, guru yang bijaksana
Hujan kembali turun, meneteskan benih kehidupan di segala penjuru tempat yg ia lewati.
Sang surya pun mengalah kepada Sang rembulan, bergantian shift demi menjaga kestabilan ekosistem di dunia.
Aku masih termenung di depan meja sendu seraya malam tanpa bintang belapis awan. Sepi.
Ku tulis ribuan bait senyap diatas kertas putih. Bercumbu dengan pena agar ia mau berkolaborasi dengan kertas, tangan, dan pikiran.
Seakan hariku tiada lagi kesenangan, terpaku dibawah naungan lampu remang disudut ruangan.
Inilah dilema yg selama ini berhasil menginvasi diriku, mengusak - asik jiwa yg tenang, dan meracuni otak dengan dogma - dogma bodoh yg terlahir sendiri.
Terima kasih gagal...
Terima kasih kecewa...
Kau mengajarkan ku bagaimana rasanya berantakan.
Pengalaman yg indah tak kuasa ditampung diwadah.
Terima kasih gundah, terima kasih.
Sang surya pun mengalah kepada Sang rembulan, bergantian shift demi menjaga kestabilan ekosistem di dunia.
Aku masih termenung di depan meja sendu seraya malam tanpa bintang belapis awan. Sepi.
Ku tulis ribuan bait senyap diatas kertas putih. Bercumbu dengan pena agar ia mau berkolaborasi dengan kertas, tangan, dan pikiran.
Seakan hariku tiada lagi kesenangan, terpaku dibawah naungan lampu remang disudut ruangan.
Inilah dilema yg selama ini berhasil menginvasi diriku, mengusak - asik jiwa yg tenang, dan meracuni otak dengan dogma - dogma bodoh yg terlahir sendiri.
Terima kasih gagal...
Terima kasih kecewa...
Kau mengajarkan ku bagaimana rasanya berantakan.
Pengalaman yg indah tak kuasa ditampung diwadah.
Terima kasih gundah, terima kasih.
Jumat, 15 Mei 2015
Outside #Part1
Aku disini, duduk bersebelahan bersama bayanganmu. Menikmati indahnya mentari pagi seraya memberikan salam hangat kepada pagi yang cerah dan awal dari musim semi. Membaca buku karangan Aliazalea sambil sesekali menyeruput chocholatte yang baru saja ku beli di kedai kopi jalanan ketika aku hendak pergi berangkat ke kampus. Sepi menemaniku pagi ini, hanya ditemani suara-suara serangga dan sedikit suara mobil hilir mudi. Waktu menunjukan pukul 6:13 waktu London, dan aku masih menikmati kesendirianku bersama dengan sepi dan juga bayanganmu. 2 tahun setelah kepergianmu rasanya hampa, tidak ada rasa yang sama yang pernah ku rasakan seperti ketika kita masih bersama dulu.
'Hey bro! I want to go breakfast, you wanna join?' ajak 2 orang teman ku, Harry dan Malik mereka kembar siam beda 11 menit. 'Go ahead guys! I'll catch up later' jawabku sambil membuka lembar halaman novel yang sedang ku baca. Mereka pun pergi meninggalkanku ke kantin atau kafe tempat biasa kami nongkrong, entah kenapa aku bingung kenapa mereka berdua sangat baik kepada ku. Jujur saja, di kampus ku ini hanya mereka berdua ditambah 1 orang mahasiswi yang mau berteman dan mengobrol banyak dengan ku. Selebihnya hanya memandangku sebelah mata, menganggap ku sebagai orang yang hanya mengandalkan keberuntungan berkat beasiswa yang ku peroleh. Aku sabar.
Hari ini aku telah melewatkan mata kuliah Psikodiagnostik yang lagi-lagi aku harus berpikir extra kejam khusus untuk mata kuliah ini karna sangat mempengaruhi nilai kelulusanku kelak dan hari ini hanya ada satu mata kuliah. Segera bergegas dari bangku kuliahku menuju kafe biasa aku dan 3 orang teman ku nongkrong.
'How about your class, bima?' Harry membuka percakapan. 'as always dude' aku jawab sekenanya. Lalu tiba lah 2 orang teman ku yaitu Malik dan Tasya yang langsung memesan pesananya lalu menghampiri kami dibangku pojok ruangan. 'Hey bima, how are you today? we didn't meet all day' tanya tasya agak cemas. 'Yeah, I'm sorry I have many problems with my courses and my lecturer' jawab ku
'Don't worry about it bima, just live it and always be patient bro' sahut Malik yang langsung menanggapi pembicaraan ku dengan Tasya.
Kalau Harry dan Malik ber-kewarganegaraan Pakistan, Tasya ber-kewarganegaraan yang sama dengan ku. Indonesia. Di kampus ku ada lumayan banyak mahasiswa/siswi Indonesia yang bersekolah disni tetapi yang baru ku kenal selama kurang lebih 1 tahun belakangan ini baru hanya Tasya dan beberapa Staff KBRI London.
'Nanti malam apa kalian ada acara? aku ingin pergi menonton film atau hanya sekedar pergi berjalan-jalan di taman kota, ada yang berminat?' tanyaku.
'Wah.. sepertinya aku tidak bisa bima karna aku ada banyak pekerjaan dirumah dan tugas dari kampus ku.' Harry menanggapi.
'Kalo aku juga sama dengan Harry, jadi maaf saja' tambahnya Malik.
'Hmm... kalo lo gimana sya? apa lo juga sibuk sama urusan kampus lo?'
'Haha engga bim gue malam ini lagi bebas kok, ga ada kerjaan yang menuntut untuk dikerjakan secepatnya jadi kayaknya gue bisa nemenin lo buat pergi nonton atau jalan-jalan' jawab Tasya memberikan respon baik dari pertanyaanku tadi.
'Okay, jam 7:30 gue jemput lo di depan apartemen'
'Di tunggu' jawabnya sambil tersenyum simpul.
Itulah yang ku suka dari Tasya, dia baik, cantik, humoris, dan juga pandai. Ahh, tapi kenapa aku tidak bisa menaruh hatiku kepadanya, aku selalu bertanya-tanya kepada hatiku dan juga diriku sendiri. 'Kenapa aku tidak bisa mencintai seseorang yang sedang dalam pelukan, kenapa aku masih terjebak dalam cinta masa lalu yang seakan-akan hinggap dan enggan melepas rangkulannya dari pundak ku. Kenapa?' tanya ku kesal dalam hati. Lagi-lagi aku teringat seseorang dan cerita lama yang belum terbungkus rapat 2 tahun silam. Ku kepalkan tanganku kuat-kuat. Rasanya aku ingin mati saja.
Aku sudah siap menunggu Tasya keluar dari apartemen nya, dengan kaus Crooz dan celana skinny jeans navy serta sepatu vans authentic aku memencet bel apartement Tasya untuk kedua kalinya. Entah mengapa hari ini aku hanya ingin berdandan agak sedikit terlihat gaul dan wangi. Banyak orang yang mengatakan termasuk ke 3 teman ku bahwa aku ini tidak wangi tetapi juga tidak bau, jadi rasanya hambar tidak ada bau badan tetapi tidak ada wangi parfum. Ajaib!
'Lama banget lo, cewek emang ye kalo dandan lama banget berasa sebulan nih gue nunggu, bentar lagi udah pengen gajian aje rasanye.'
'Yee kambing lo bim, tadi tuh gue baru banget abis mandi pas lo pencet bel pertama ini juga udah buru buru kali.' jawab Tasya.
'Yaudah yuk cabut!'
'Eh, makan dulu ya, laper banget gue belom makan dari jamannye Fir'aun ngojek payung.' pintanya memelas.
'Anjir haha iye gue juga laper siang tadi cuman makan sandwich tuna doang'
Aku sengaja tidak mengajaknya naik bus atau taksi, aku sengaja mengajaknya berjalan kaki hanya ingin berlama-lamaan saja dengan Tasya sekaligus menguji apakah Tasya orang yang setia yang tidak mengukur cinta dari seberapa kerennya tunggangan yang dimiliki si lelaki atau berapa senti tingkat ketebalan dompet si lelaki tersebut. Sampai di taman kota kami duduk di pinggir lapangan sambil bersandar di pohon rindang, menikmati indahnya bintang malam itu kami bercerita banyak tentang kejadian kejadian apa saja yang dialami seharian ini.
'Tadi gimana soal matkul lo? bikin berasep kepala lo lagi?' tanya Tasya
'Yaah as always sya, tapi mau gimana lagi? gue juga ga bisa kan ngehindarin matkul brengsek itu. Mau ga mau ini juga pilihan gue buat ambil jurusan Psycholog jadi ini juga yang nentuin masa depan gue kelak.'
'Sabar bim, semua ini kan buat lo juga dan demi lo juga kan.. inget bim nyokap lo pengen ngeliat elo pake toga dan di cap cum laude meskipun beliau sekarang udah di surga sana. Tapi gue yakin beliau pasti seneng kok dengan kerja keras lo selama ini, apalagi lo bisa sukses dan raih cita-cita lo.' jawab Tasya yang memberikan ku pencerahan dan masukan. Aku merenung.
'Ga di makan burgernya? sini gue makan! lo beli 2 tapi ga dimakan sayang banget tau bim' Tasya membangunkan ku dari lamunan
'Eh gue makan enak aje gue laper banget gilak yekali gue ngasih lo ntar gue makan ape?'
'Laper tapi ga dimakan-makan dari tadi? lagi mikirin apaan sih lo emangnya kayaknya lagi mikirin sesuatu gitu deh sampe lupa sama makan.'
'Ah, engga gue ga mikirin apa-apa iya ini mau gue makan kok santai.' aku mengelak.
Jam menunjukan pukul 21:58 waktu London tepat aku dan Tasya berdiri di depan apartement nya. Biasanya kami bisa menghabiskan waktu dari malam sampai menjelang fajar tetapi kami putuskan untuk pulang lebih awal karena besok kami masih ada mata kuliah yang harus di ikuti.
'Gue balik dulu yaa, hati-hati lo di jalan awas banyak begal' canda Tasya.
'This is London Hunny... beda sama jakarta dan sekitarnya ya'
'Yaudah gue duluan ya , Good night bima sleepwell' kata Tasya di iringi dengan senyum manisnya.
'Night too sya' aku menanggapi sekaligus membalas senyumnya.
Malam itu menjadi salah satu malam terindah yang pernah aku lalui dalam hidup ku. Sempat aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian-kejadian yang kita rangkai malam ini, tetapi semua itu sekejap hilang seolah-olah ditelan bumi. Raut wajahnya menghiasi dinding pikiranku dan suaranya menguasai telinga dan otak ku. Aku tak kuat menahan rasa sakit, perih, dan rindu yang mendalam. Aku segera berlari menuju ke apartement ku lalu ku banting pintu aparement dengan keras lalu aku berlari ke kamar mandi dan terpaku di hadapan cermin di atas wastafel yang menempel di tembok kamar mandi. Aku melihat wajahku, aku melihat wajahnya lalu aku menangis, menangis dan menangis hingga aku akhirnya tak kuasa menahan tangisanku dan membuat ku emosi lalu ketika aku hendak memukul cermin tersebut tersirat wajah tasya sedang tersnyum kepadaku, cermin pun hancur, aku berhasil menghancurkan cermin di kamar mandi ku dan melukai tangan ku. Aku kembali terbayang wajah Tasya, wajah yang akhir-akhir ini selalu menemani hari-hari ku wajah yang tak pernah ku bosan untuk memandangnya. Tiba tiba muncul perasaan yang hangat dalam hati, seperti ingin memiliki namun tidak berani untuk meminta izin kepada sang pemilik. Rasa yang mirip seperti kita merasa kehilangan seseorang yang berharga bagi kita. yaaa... Sayang.
Minggu, 19 April 2015
Visi Misi Yang Sebenarnya
Flashback ke masa dimana gue masih menjadi anak kesayangan sekaligus anak satu satunya membuat gue ingat akan seseorang yg mana dulunya dia itu adalah seseorang yg amat sangat gue jaga dan gue rangkul pada saat itu. Lebih tepatnya orang ke 3 dari beberapa orang kesayangan gue.
Gue yg waktu itu masih sering ngelap ingus ke lengan baju *sampe sekarang juga masih*, sering berak ditengah jalan dan baru mau minggir ketika ada truck yang ng-klakson, yg masih doyan netek di emaknye orang bukan netek ke emak gue karena gue pikir mainstream waktu itu. Gue udah ngerasain apa itu yg namanya "suka" kepada lawan jenis.
Visi Andini Putri, mungkin bisa dibilang bidadari buta pertama yg mau deket deket sama gue si anak tapir bermuka laron. Perawakan kecil, putih, dan manis karna dia berdarah Jogja ini sering banget bikin gue jadi ge-er sendiri kalo lagi maen atau lagi ngobrol sama dia. Ada aja bahan buat ngobrol waktu itu, entah ngobrolin Mpok Masnah yg anaknya kselak tai kambing, si Rusdi yg teteknya 6 kaya anjing, si Udin yg palanya berbentuk Love. *kadang juga dipanggil Naget karna palanya gurih klo diliat, renyah klo di jilat* Selalu ada bahan untuk di perbincangkan.
Gue juga inget banget permainan favorit kita yg sering kita mainin bareng kala itu. Karet! yak karet, cowok cewek semua sama rata. Ini mungkin bisa di artikan gue udah paham arti Kesetaraan Gender sejak gue masih duduk di bangku tukang bubur kayanya. Itu salah satu permainan paling seru yang menghabiskan energi cukup banyak dan menghabiskan uang untuk membeli karet gelang serta menghabiskan bulu kaki karena pada saat itu, saat gue berumur ±7tahun bulu kaki gue udah selebat dan setinggi rumput rawa rawa di amazon.
Kadang juga kita sering banget maen Raket walaupun nama aslinya Badminton, tapi karena gue emang dasarnya perilaku pemalas jadi gue menyebutnya Raket sesuai dengan apa yg gue gunakan ketika bermain permainan tersebut.
Inget ketika gue dulu saking sukanya ke dia sampe sampe adu bacot sama temen gue. Dimana kala itu harga diri seorang teman lebih rendah daripada harga seekor ikan cupang. Hampir terjadi baku hantam waktu itu tetapi tidak jadi karna akhirnya kita memilih jalan tengah yaitu adu cupang yg ga ada ujungnya karna ketika ikan cupangnya ada yg kalah kami tidak ada yg merasa kalah dan akhirnya dilanjutkan dengan maen gundu/klereng. Tetapi tetap saja tidak ada ujungnya jadi gue memutuskan untuk menyalib temen gue dengan posisi terbalik diatas kolam buaya.
Pernah sempet gue soksok nge-promosiin dia sebagai pacar gue, pernah juga gue promosiin dia ke sepupu sepupu gue klo misalnya di kampung gue tepatnya di sebrang rumah gue itu ada cewe cakep nganggur dan gue mencoba untuk menjadi anak yg soksok "laku" waktu itu. Gue soksok nawarin si Visi ke sepupu gue tetapi dalem hati gue berdoa supaya dia ketika ingin mengungkapkan rasa sukanya ke si Visi ketabrak semut, kejang kejang, terus mati.
Tapi seiring berjalannya waktu kita secara tidak sadar sudah tumbuh menjadi pribadi yg lebih dewasa. Dewasa dalam hal pornografi dan pornoaksi karna dulu gue sempet nyolong ayam tetangga hanya untuk memuaskan nafsu syahwat gue semata. Dan itu masih anak ayam yg biasa dijual di depan SD trus di cet warna warni biar unyuk. Ketika visi memasuki jenjang SMP kelas 8 disitu gue denger bahwa dia punya "Pacar". Pacar dalam arti kata yg sesungguhnya.
Ini membuat gue seakan akan diacuhkan, dibuang, diludahin trus di jilat lg ludahnya trus diludahin lg dijilat lg. Gitu aje trus ampe Nabila Jekate Patlapan kawin ama gue. Disitu gue nyerah dan balik lg ke profesi gue semula, nyolong anak ayam untuk dicabuli dirumah tetangga.
Tapi gue sadar bahwa cinta tidak harus memiliki, itu kata kata mutiara cinta yg pertama kali gue denger ketika gue keseringan nonton Cinta Fitri Season Tukang Tuak Berangkat Umroh. Tetapi emang bener adanya, karna ketika kita menjadi teman itu rasanya lebih flexibel, comfortable, playstation, nintendo apalah itu namanya jadi asik. Gue ga kebayang klo misalnya gue bener jadian waktu itu sama Visi dan tau tau kisah cinta bodoh kita kandas di tengah jalan diterpa genangan air, entah jadi apa sekarang kami ini? Apakah masih bisa kita saling menyapa 1 sama lain, saling tersenyum 1 sama lain, saling tertawa diatas penderitaan orang lain? *anjir sadis wkwk*?
Terkadang gue jg suka mikir, apakah masih ada kehidupan setelah patah hati?
Lepas dari itu semua ternyata Visi memberikan warna yg begitu eksotis, begitu ramai sampai susah untuk dijabarkan. Banyak sekali momen momen dan fenomena fenomena yg terangkum dalam masa lalu bodoh kami. Kisah cinta yg ajaib namun sejatinya tidak masuk akal akan berujung sesuatu yg mungkin bisa membuat kalian senyum senyum sendiri ketika sedang membayangkannya atau mengingatnya kembali.
Misi tidak harus sama dengan Visi yg dituju, tetapi Visi adalah Misi yg sebenarnya.
-gak masuk akal cuk!
Gue yg waktu itu masih sering ngelap ingus ke lengan baju *sampe sekarang juga masih*, sering berak ditengah jalan dan baru mau minggir ketika ada truck yang ng-klakson, yg masih doyan netek di emaknye orang bukan netek ke emak gue karena gue pikir mainstream waktu itu. Gue udah ngerasain apa itu yg namanya "suka" kepada lawan jenis.
Visi Andini Putri, mungkin bisa dibilang bidadari buta pertama yg mau deket deket sama gue si anak tapir bermuka laron. Perawakan kecil, putih, dan manis karna dia berdarah Jogja ini sering banget bikin gue jadi ge-er sendiri kalo lagi maen atau lagi ngobrol sama dia. Ada aja bahan buat ngobrol waktu itu, entah ngobrolin Mpok Masnah yg anaknya kselak tai kambing, si Rusdi yg teteknya 6 kaya anjing, si Udin yg palanya berbentuk Love. *kadang juga dipanggil Naget karna palanya gurih klo diliat, renyah klo di jilat* Selalu ada bahan untuk di perbincangkan.
Gue juga inget banget permainan favorit kita yg sering kita mainin bareng kala itu. Karet! yak karet, cowok cewek semua sama rata. Ini mungkin bisa di artikan gue udah paham arti Kesetaraan Gender sejak gue masih duduk di bangku tukang bubur kayanya. Itu salah satu permainan paling seru yang menghabiskan energi cukup banyak dan menghabiskan uang untuk membeli karet gelang serta menghabiskan bulu kaki karena pada saat itu, saat gue berumur ±7tahun bulu kaki gue udah selebat dan setinggi rumput rawa rawa di amazon.
Kadang juga kita sering banget maen Raket walaupun nama aslinya Badminton, tapi karena gue emang dasarnya perilaku pemalas jadi gue menyebutnya Raket sesuai dengan apa yg gue gunakan ketika bermain permainan tersebut.
Inget ketika gue dulu saking sukanya ke dia sampe sampe adu bacot sama temen gue. Dimana kala itu harga diri seorang teman lebih rendah daripada harga seekor ikan cupang. Hampir terjadi baku hantam waktu itu tetapi tidak jadi karna akhirnya kita memilih jalan tengah yaitu adu cupang yg ga ada ujungnya karna ketika ikan cupangnya ada yg kalah kami tidak ada yg merasa kalah dan akhirnya dilanjutkan dengan maen gundu/klereng. Tetapi tetap saja tidak ada ujungnya jadi gue memutuskan untuk menyalib temen gue dengan posisi terbalik diatas kolam buaya.
Pernah sempet gue soksok nge-promosiin dia sebagai pacar gue, pernah juga gue promosiin dia ke sepupu sepupu gue klo misalnya di kampung gue tepatnya di sebrang rumah gue itu ada cewe cakep nganggur dan gue mencoba untuk menjadi anak yg soksok "laku" waktu itu. Gue soksok nawarin si Visi ke sepupu gue tetapi dalem hati gue berdoa supaya dia ketika ingin mengungkapkan rasa sukanya ke si Visi ketabrak semut, kejang kejang, terus mati.
Tapi seiring berjalannya waktu kita secara tidak sadar sudah tumbuh menjadi pribadi yg lebih dewasa. Dewasa dalam hal pornografi dan pornoaksi karna dulu gue sempet nyolong ayam tetangga hanya untuk memuaskan nafsu syahwat gue semata. Dan itu masih anak ayam yg biasa dijual di depan SD trus di cet warna warni biar unyuk. Ketika visi memasuki jenjang SMP kelas 8 disitu gue denger bahwa dia punya "Pacar". Pacar dalam arti kata yg sesungguhnya.
Ini membuat gue seakan akan diacuhkan, dibuang, diludahin trus di jilat lg ludahnya trus diludahin lg dijilat lg. Gitu aje trus ampe Nabila Jekate Patlapan kawin ama gue. Disitu gue nyerah dan balik lg ke profesi gue semula, nyolong anak ayam untuk dicabuli dirumah tetangga.
Tapi gue sadar bahwa cinta tidak harus memiliki, itu kata kata mutiara cinta yg pertama kali gue denger ketika gue keseringan nonton Cinta Fitri Season Tukang Tuak Berangkat Umroh. Tetapi emang bener adanya, karna ketika kita menjadi teman itu rasanya lebih flexibel, comfortable, playstation, nintendo apalah itu namanya jadi asik. Gue ga kebayang klo misalnya gue bener jadian waktu itu sama Visi dan tau tau kisah cinta bodoh kita kandas di tengah jalan diterpa genangan air, entah jadi apa sekarang kami ini? Apakah masih bisa kita saling menyapa 1 sama lain, saling tersenyum 1 sama lain, saling tertawa diatas penderitaan orang lain? *anjir sadis wkwk*?
Terkadang gue jg suka mikir, apakah masih ada kehidupan setelah patah hati?
Lepas dari itu semua ternyata Visi memberikan warna yg begitu eksotis, begitu ramai sampai susah untuk dijabarkan. Banyak sekali momen momen dan fenomena fenomena yg terangkum dalam masa lalu bodoh kami. Kisah cinta yg ajaib namun sejatinya tidak masuk akal akan berujung sesuatu yg mungkin bisa membuat kalian senyum senyum sendiri ketika sedang membayangkannya atau mengingatnya kembali.
Misi tidak harus sama dengan Visi yg dituju, tetapi Visi adalah Misi yg sebenarnya.
-gak masuk akal cuk!
Kamis, 02 April 2015
Dia
Dia, wanita bermuka dua
Tak tahu dia itu apa dan siapa
Kenapa dan bagaimana
Dimana dan terus kenapa
Dia, wanita yang senantiasa membunuh
Senantiasa menghancurkan
Menghancurkan setiap relung
Mematahkan kepercayaan
Yang..
Mungkin telah rapuh
Mungkin juga telah hancur
Dia, adalah wanita yang senantiasa
Membawa kenyamanan
Membawa keindahan
Menambah estetika di setiap aspek
Namun sejatinya keparat
Dia
Tak tahu dia itu apa dan siapa
Kenapa dan bagaimana
Dimana dan terus kenapa
Dia, wanita yang senantiasa membunuh
Senantiasa menghancurkan
Menghancurkan setiap relung
Mematahkan kepercayaan
Yang..
Mungkin telah rapuh
Mungkin juga telah hancur
Dia, adalah wanita yang senantiasa
Membawa kenyamanan
Membawa keindahan
Menambah estetika di setiap aspek
Namun sejatinya keparat
Dia
Fitri Yang Hilang Ditelan Gamakichi
Semua orang pasti pengen yg namanya "Impiannya Selalu Tercapai" sama hal nya dengan gue, remaja yg masih wara wiri mencari jati dirinya yg tak tau dimana adanya, caranya untuk mendapatkannya.
Ayodance jadi pelarian gue buat ngedapetin kesenangan yg semu pada saat itu, dimana gue yg seorang remaja labil yg doyan nge-game, nongkrong ga jelas, hura hura, mabok, dan sedikit melenceng ke arah Narkotika ini lagi giat giatnya buatnyari gebetan atau sekedar temen asik buat sms atau bbm-an nantinya.
Awal yg indah ketika gue masuk ke suatu Club yg rating nya lumayan melambung waktu itu, kala itu kami lah pemegang server Love-5. Berkenalan dengan Staff dan Member club yg mayoritas seumuran dan asik asik membuat gue betah untuk bertahan duduk 'sila' diwarnet lesehan milik temen gue, Kiba.
Ketemu kurang lebih 3 bulan gue bersarang di Club tersebut ternyata ada secercah cinta untuk dihinggapi. Gue udah sempet nanyain facebook-nya dia, twitter-nya, dan juga nomor telfonnya ga ketinggalan.
Membuat gue seakan akan hidup kembali ketika apa dan siapa yg selama ini sedang deket sama gue itu membuahkan hasil yg 'manis'.
Dia cantik, umurnya lebih muda 1th dari gue meskipun secara fisik kita jauh 50th lebih tua dari gue, masuk kedalam kategori anak anak Elite kelas menengah ke samping dan rada sedikit ke atas, baik pastinya, dan itu yg membuat gue makin betah berlama lamaan tengkurep atau duduk dengan posisi sekenanya sambil smsan atau bbman. Kenapa gue ga pernah nelfon dia, karna gue adalah penganut paham Pelitisme jadi mohon maaf saja meskipun saya cinta tapi saya lebih cinta uang saku saya dibanding Aura Kasih sekalipun, seperti itu.
Si cantik ini anak SMP AL-AZHAR Bintaro dan karna dia cantik maka orang tuanya memberi ia nama, Bambang. Saking cantiknya orang tuanya seakan akan keliru anak ini betina atau jantan, tua atau muda, kaya atau miskin, berkumis tipis atau berjenggot memanjang ke bawah seperti Ahmad Dhani. Dan satu hal yg paling gue suka itu, bulu kakinya tebel kaya Gerry Salute atau Richeese Nabati *Kaya Peju*. Kebayangkan klo punya pacar bulu kakinya tebel kaya keset Alfa Mart itu rasanya gimana. Ga usah dibayangin gue takutnya ayam ayam dirumah lo mati.
Namanya Nuraini Fitriyyah Azizah, kita panggil aja Aziz ya biar agak sedikit ke kewanita-an *Engga becanda*. Gue biasa manggil dia Fitri. Jujur anaknya asik dan baik dan entah kenapa gue ngerasa nyaman banget pas lg bbman atau smsan sama dia, berasanya tuh kaya gue lg pake softex di kepala buat ngompres pas gue lg kena demam tinggi gara gara kebanyakan nonton Upin Ipin Hentai dan ke gep Coli di garasi rumah gue sama anak TK yg baru pulang dari Tauran. Sungguh tugas yg sangat mulia harus berakhir dengan nista, tragis.
Berhari hari, berminggu minggu, bahkan berbulan bulan gue smsan dan bbman sama dia. Saling mengomentari status atau hanya sekedar meng-like foto yg barusan kita upload menjadikan momen yg sangat indah dikala itu, sampai akhirnya kita di pisahkan dengan cara yg tak lazim.
Gak ada ujan gak ada ojek, secara tiba tiba dia jd agak sedikit renggang ke gue. Disitu kita mulai ada bibit bibit marah, mengambek, bahkan sampai ke pertengkaran sunyi versi Dunia Maya. Tapi apa tugas cowok yg hanya mampu untuk bersabar, mencoba mengerti dan menerima, serta mencoba untuk mendinginkan situasi dan membalikannya kembali ke situasi yg semula, ke dalam situasi yg indah.
Setelah beberapa hari gue udah berusaha sekuat tenaga dan rela menghabiskan uang jajan gue hanya untuk membeli Biskuat agar tetap kuat menghadapi kerasnya batu betina, Karena Biskuat semua jadi macan.
Macan opo cuk, akhirnya dia menghilang tanpa jejak dan gue udah coba melacak jejaknya dengan menggunakan Adiksensei, yaitu jurus yg mengandalkan indera penciuman adik alias suruh ngendus ngendus ke tanah layaknya anjing Anbu.
Hasilnya pun nihil, dia lari ke USA. gue bisa tau dia pergi ke USA karna dia sempet posting status di facebook "Gaenak klo lagi sakit di USA". Gue udah coba hubungin dia via facebook ga dibales, via sms jg mahal ga ada pulsa, via vallen penyanyi dangdut. Akhirnya gue akhirin dengan Kafarotul Majlis.
Maaf hanya ini yg dapat saya sampaikan, mohon maaf jika banyak kesalahan karna memang dari awal authornya ga niat gara gara ngantuk dan capek karna sore tadi udah sempet coli sebelum ashar. Maap yak hehe.
Ayodance jadi pelarian gue buat ngedapetin kesenangan yg semu pada saat itu, dimana gue yg seorang remaja labil yg doyan nge-game, nongkrong ga jelas, hura hura, mabok, dan sedikit melenceng ke arah Narkotika ini lagi giat giatnya buatnyari gebetan atau sekedar temen asik buat sms atau bbm-an nantinya.
Awal yg indah ketika gue masuk ke suatu Club yg rating nya lumayan melambung waktu itu, kala itu kami lah pemegang server Love-5. Berkenalan dengan Staff dan Member club yg mayoritas seumuran dan asik asik membuat gue betah untuk bertahan duduk 'sila' diwarnet lesehan milik temen gue, Kiba.
Ketemu kurang lebih 3 bulan gue bersarang di Club tersebut ternyata ada secercah cinta untuk dihinggapi. Gue udah sempet nanyain facebook-nya dia, twitter-nya, dan juga nomor telfonnya ga ketinggalan.
Membuat gue seakan akan hidup kembali ketika apa dan siapa yg selama ini sedang deket sama gue itu membuahkan hasil yg 'manis'.
Dia cantik, umurnya lebih muda 1th dari gue meskipun secara fisik kita jauh 50th lebih tua dari gue, masuk kedalam kategori anak anak Elite kelas menengah ke samping dan rada sedikit ke atas, baik pastinya, dan itu yg membuat gue makin betah berlama lamaan tengkurep atau duduk dengan posisi sekenanya sambil smsan atau bbman. Kenapa gue ga pernah nelfon dia, karna gue adalah penganut paham Pelitisme jadi mohon maaf saja meskipun saya cinta tapi saya lebih cinta uang saku saya dibanding Aura Kasih sekalipun, seperti itu.
Si cantik ini anak SMP AL-AZHAR Bintaro dan karna dia cantik maka orang tuanya memberi ia nama, Bambang. Saking cantiknya orang tuanya seakan akan keliru anak ini betina atau jantan, tua atau muda, kaya atau miskin, berkumis tipis atau berjenggot memanjang ke bawah seperti Ahmad Dhani. Dan satu hal yg paling gue suka itu, bulu kakinya tebel kaya Gerry Salute atau Richeese Nabati *Kaya Peju*. Kebayangkan klo punya pacar bulu kakinya tebel kaya keset Alfa Mart itu rasanya gimana. Ga usah dibayangin gue takutnya ayam ayam dirumah lo mati.
Namanya Nuraini Fitriyyah Azizah, kita panggil aja Aziz ya biar agak sedikit ke kewanita-an *Engga becanda*. Gue biasa manggil dia Fitri. Jujur anaknya asik dan baik dan entah kenapa gue ngerasa nyaman banget pas lg bbman atau smsan sama dia, berasanya tuh kaya gue lg pake softex di kepala buat ngompres pas gue lg kena demam tinggi gara gara kebanyakan nonton Upin Ipin Hentai dan ke gep Coli di garasi rumah gue sama anak TK yg baru pulang dari Tauran. Sungguh tugas yg sangat mulia harus berakhir dengan nista, tragis.
Berhari hari, berminggu minggu, bahkan berbulan bulan gue smsan dan bbman sama dia. Saling mengomentari status atau hanya sekedar meng-like foto yg barusan kita upload menjadikan momen yg sangat indah dikala itu, sampai akhirnya kita di pisahkan dengan cara yg tak lazim.
Gak ada ujan gak ada ojek, secara tiba tiba dia jd agak sedikit renggang ke gue. Disitu kita mulai ada bibit bibit marah, mengambek, bahkan sampai ke pertengkaran sunyi versi Dunia Maya. Tapi apa tugas cowok yg hanya mampu untuk bersabar, mencoba mengerti dan menerima, serta mencoba untuk mendinginkan situasi dan membalikannya kembali ke situasi yg semula, ke dalam situasi yg indah.
Setelah beberapa hari gue udah berusaha sekuat tenaga dan rela menghabiskan uang jajan gue hanya untuk membeli Biskuat agar tetap kuat menghadapi kerasnya batu betina, Karena Biskuat semua jadi macan.
Macan opo cuk, akhirnya dia menghilang tanpa jejak dan gue udah coba melacak jejaknya dengan menggunakan Adiksensei, yaitu jurus yg mengandalkan indera penciuman adik alias suruh ngendus ngendus ke tanah layaknya anjing Anbu.
Hasilnya pun nihil, dia lari ke USA. gue bisa tau dia pergi ke USA karna dia sempet posting status di facebook "Gaenak klo lagi sakit di USA". Gue udah coba hubungin dia via facebook ga dibales, via sms jg mahal ga ada pulsa, via vallen penyanyi dangdut. Akhirnya gue akhirin dengan Kafarotul Majlis.
Maaf hanya ini yg dapat saya sampaikan, mohon maaf jika banyak kesalahan karna memang dari awal authornya ga niat gara gara ngantuk dan capek karna sore tadi udah sempet coli sebelum ashar. Maap yak hehe.
Langganan:
Postingan (Atom)