Blogger Widgets BLOG BODOH SEEKOR SANTRI: Mei 2015

Jumat, 15 Mei 2015

Outside #Part1

Aku disini, duduk bersebelahan bersama bayanganmu. Menikmati indahnya mentari pagi seraya memberikan salam hangat kepada pagi yang cerah dan awal dari musim semi. Membaca buku karangan Aliazalea sambil sesekali menyeruput chocholatte yang baru saja ku beli di kedai kopi jalanan ketika aku hendak pergi berangkat ke kampus. Sepi menemaniku pagi ini, hanya ditemani suara-suara serangga dan sedikit suara mobil hilir mudi. Waktu menunjukan pukul 6:13 waktu London, dan aku masih menikmati kesendirianku bersama dengan sepi dan juga bayanganmu. 2 tahun setelah kepergianmu rasanya hampa, tidak ada rasa yang sama yang pernah ku rasakan seperti ketika kita masih bersama dulu.

'Hey bro! I want to go breakfast, you wanna join?' ajak 2 orang teman ku, Harry dan Malik mereka kembar siam beda 11 menit. 'Go ahead guys! I'll catch up later' jawabku sambil membuka lembar halaman novel yang sedang ku baca. Mereka pun pergi meninggalkanku ke kantin atau kafe tempat biasa kami nongkrong, entah kenapa aku bingung kenapa mereka berdua sangat baik kepada ku. Jujur saja, di kampus ku ini hanya mereka berdua ditambah 1 orang mahasiswi yang mau berteman dan mengobrol banyak dengan ku. Selebihnya hanya memandangku sebelah mata, menganggap ku sebagai orang yang hanya mengandalkan keberuntungan berkat beasiswa yang ku peroleh. Aku sabar.

Hari ini aku telah melewatkan mata kuliah Psikodiagnostik yang lagi-lagi aku harus berpikir extra kejam khusus untuk mata kuliah ini karna sangat mempengaruhi nilai kelulusanku kelak dan hari ini hanya ada satu mata kuliah. Segera bergegas dari bangku kuliahku menuju kafe biasa aku dan 3 orang teman ku nongkrong.
'How about your class, bima?' Harry membuka percakapan. 'as always dude' aku jawab sekenanya. Lalu tiba lah 2 orang teman ku yaitu Malik dan Tasya yang langsung memesan pesananya lalu menghampiri kami dibangku pojok ruangan. 'Hey bima, how are you today? we didn't meet all day' tanya tasya agak cemas. 'Yeah, I'm sorry I have many problems with my courses and my lecturer' jawab ku
'Don't worry about it bima, just live it and always be patient bro' sahut Malik yang langsung menanggapi pembicaraan ku dengan Tasya.
Kalau Harry dan Malik ber-kewarganegaraan Pakistan, Tasya ber-kewarganegaraan yang sama dengan ku. Indonesia. Di kampus ku ada lumayan banyak mahasiswa/siswi Indonesia yang bersekolah disni tetapi yang baru ku kenal selama kurang lebih 1 tahun belakangan ini baru hanya Tasya dan beberapa Staff KBRI London.

'Nanti malam apa kalian ada acara? aku ingin pergi menonton film atau hanya sekedar pergi berjalan-jalan di taman kota, ada yang berminat?' tanyaku.
'Wah.. sepertinya aku tidak bisa bima karna aku ada banyak pekerjaan dirumah dan tugas dari kampus ku.' Harry menanggapi.
'Kalo aku juga sama dengan Harry, jadi maaf saja' tambahnya Malik.
'Hmm... kalo lo gimana sya? apa lo juga sibuk sama urusan kampus lo?'
'Haha engga bim gue malam ini lagi bebas kok, ga ada kerjaan yang menuntut untuk dikerjakan secepatnya jadi kayaknya gue bisa nemenin lo buat pergi nonton atau jalan-jalan' jawab Tasya memberikan respon baik dari pertanyaanku tadi.
'Okay, jam 7:30 gue jemput lo di depan apartemen'
'Di tunggu' jawabnya sambil tersenyum simpul.
Itulah yang ku suka dari Tasya, dia baik, cantik, humoris, dan juga pandai. Ahh, tapi kenapa aku tidak bisa menaruh hatiku kepadanya, aku selalu bertanya-tanya kepada hatiku dan juga diriku sendiri. 'Kenapa aku tidak bisa mencintai seseorang yang sedang dalam pelukan, kenapa aku masih terjebak dalam cinta masa lalu yang seakan-akan hinggap dan enggan melepas rangkulannya dari pundak ku. Kenapa?' tanya ku kesal dalam hati. Lagi-lagi aku teringat seseorang dan cerita lama yang belum terbungkus rapat 2 tahun silam. Ku kepalkan tanganku kuat-kuat. Rasanya aku ingin mati saja.


Aku sudah siap menunggu Tasya keluar dari apartemen nya, dengan kaus Crooz dan celana skinny jeans navy serta sepatu vans authentic aku memencet bel apartement Tasya untuk kedua kalinya. Entah mengapa hari ini aku hanya ingin berdandan agak sedikit terlihat gaul dan wangi. Banyak orang yang mengatakan termasuk ke 3 teman ku bahwa aku ini tidak wangi tetapi juga tidak bau, jadi rasanya hambar tidak ada bau badan tetapi tidak ada wangi parfum. Ajaib!
'Lama banget lo, cewek emang ye kalo dandan lama banget berasa sebulan nih gue nunggu, bentar lagi udah pengen gajian aje rasanye.'
'Yee kambing lo bim, tadi tuh gue baru banget abis mandi pas lo pencet bel pertama ini juga udah buru buru kali.' jawab Tasya.
'Yaudah yuk cabut!'
'Eh, makan dulu ya, laper banget gue belom makan dari jamannye Fir'aun ngojek payung.' pintanya memelas.
'Anjir haha iye gue juga laper siang tadi cuman makan sandwich tuna doang'
Aku sengaja tidak mengajaknya naik bus atau taksi, aku sengaja mengajaknya berjalan kaki hanya ingin berlama-lamaan saja dengan Tasya sekaligus menguji apakah Tasya orang yang setia yang tidak mengukur cinta dari seberapa kerennya tunggangan yang dimiliki si lelaki atau berapa senti tingkat ketebalan dompet si lelaki tersebut. Sampai di taman kota kami duduk di pinggir lapangan sambil bersandar di pohon rindang, menikmati indahnya bintang malam itu kami bercerita banyak tentang kejadian kejadian apa saja yang dialami seharian ini.
'Tadi gimana soal matkul lo? bikin berasep kepala lo lagi?' tanya Tasya
'Yaah as always sya, tapi mau gimana lagi? gue juga ga bisa kan ngehindarin matkul brengsek itu. Mau ga mau ini juga pilihan gue buat ambil jurusan Psycholog jadi ini juga yang nentuin masa depan gue kelak.'
'Sabar bim, semua ini kan buat lo juga dan demi lo juga kan.. inget bim nyokap lo pengen ngeliat elo pake toga dan di cap cum laude meskipun beliau sekarang udah di surga sana. Tapi gue yakin beliau pasti seneng kok dengan kerja keras lo selama ini, apalagi lo bisa sukses dan raih cita-cita lo.' jawab Tasya yang memberikan ku pencerahan dan masukan. Aku merenung.
'Ga di makan burgernya? sini gue makan! lo beli 2 tapi ga dimakan sayang banget tau bim' Tasya membangunkan ku dari lamunan
'Eh gue makan enak aje gue laper banget gilak yekali gue ngasih lo ntar gue makan ape?'
'Laper tapi ga dimakan-makan dari tadi? lagi mikirin apaan sih lo emangnya kayaknya lagi mikirin sesuatu gitu deh sampe lupa sama makan.'
'Ah, engga gue ga mikirin apa-apa iya ini mau gue makan kok santai.' aku mengelak.


Jam menunjukan pukul 21:58 waktu London tepat aku dan Tasya berdiri di depan apartement nya. Biasanya kami bisa menghabiskan waktu dari malam sampai menjelang  fajar tetapi kami putuskan untuk pulang lebih awal karena besok kami masih ada mata kuliah yang harus di ikuti.
'Gue balik dulu yaa, hati-hati lo di jalan awas banyak begal' canda Tasya.
'This is London Hunny... beda sama jakarta dan sekitarnya ya'
'Yaudah gue duluan ya , Good night bima sleepwell' kata Tasya di iringi dengan senyum manisnya.
'Night too sya' aku menanggapi sekaligus membalas senyumnya.

Malam itu menjadi salah satu malam terindah yang pernah aku lalui dalam hidup ku. Sempat aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian-kejadian yang kita rangkai malam ini, tetapi semua itu sekejap hilang seolah-olah ditelan bumi. Raut wajahnya menghiasi dinding pikiranku dan suaranya menguasai telinga dan otak ku. Aku tak kuat menahan rasa sakit, perih, dan rindu yang mendalam. Aku segera berlari menuju ke apartement ku lalu ku banting pintu aparement dengan keras lalu aku berlari ke kamar mandi dan terpaku di hadapan cermin di atas wastafel yang menempel di tembok kamar mandi. Aku melihat wajahku, aku melihat wajahnya lalu aku menangis, menangis dan menangis hingga aku akhirnya tak kuasa menahan tangisanku dan membuat ku emosi lalu ketika aku hendak memukul cermin tersebut tersirat wajah tasya sedang tersnyum kepadaku, cermin pun hancur, aku berhasil menghancurkan cermin di kamar mandi ku dan melukai tangan ku. Aku kembali terbayang wajah Tasya, wajah yang akhir-akhir ini selalu menemani hari-hari ku wajah yang tak pernah ku bosan untuk memandangnya. Tiba tiba muncul perasaan yang hangat dalam hati, seperti ingin memiliki namun tidak berani untuk meminta izin kepada sang pemilik. Rasa yang mirip seperti kita merasa kehilangan seseorang yang berharga bagi kita. yaaa... Sayang.